KEJAHATAN KONVENSIONAL MODUS BARU (2)
oleh : Peri Irawan*
Melanjutkan artikel kami pertama yang
berjudul KEJAHATAN KONVENSIONAL MODUS BARU (1), kali ini kami akan membahas
kejahatan yang sedikit lebih canggih. Kenapa kami katakan lebih canggih? Karena
dalam melakukan aksi kejahatan seperti ini para pelaku membutuhkan kerja sama tim
yang solid, memahami sedikit cara kerja teknologi informasi dan juga pendekatan
persuasif yang mumpuni layaknya seorang customer service yang profesional.
Beberapa modus kejahatan tersebut biasanya berkaitan dengan pencurian uang
melalui kartu ATM.
Zaman semakin canggih, para pelaku
kejahatan biasanya selangkah lebih maju dari pada para penegak hukum kita. Hal
ini wajar, karena pelaku dalam aksinya hanya berusaha membobol dan merusak
sistem, menghilangkan barang bukti secepat mungkin, mendapatkan hasil buruan
dan sesegera mungkin menjual hasil kejahatan yang telah mereka dapatkan.
Bandingkan dengan para penegak hukum yang harus mengungkap kasus yang telah
dilakukan oleh para pelaku, sedangkan para pelaku telah menghilangkan barang bukti setidaknya telah memanipulasi
tindakan kejahatannya. Kemudian tugas lain untuk berusaha memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat secara global sehingga sistem keamanan lingkungan
dapat terjamin. Dan berusaha dengan keterbatasan untuk melindungi sistem keamanan
masyarakat secara keseluruhan agar tidak terganggu sedikitpun oleh seseuatu hal.
Para pelaku kejahatan bisa fokus dalam melakukan tindakan kejahatannya.
Sementara para penegak hukum harus bergelut dengan segala permasalahan yang
terjadi di masyarakat, yang cakupannya lebih luas daripada hanya mengejar para
pelaku kejahatan biasa.
Agar kita bisa membantu meringankan
tugas para penegak hukum. Mau tidak mau kita harus mampu menjaga keamanan diri
sendiri. Baik melalui upaya sadar diri dalam menjaga keamanan ataupun ikut
terlibat aktif dalam kelompok penjaga keamanan lingkungan. Baik.., mari kita
bahas satu persatu kejahatan pembobolan kartu ATM modus baru yang saat ini beberapa
kali terjadi di sekitar kita.
MODUS
BARU PENCURIAN UANG MELALUI ATM :

Modus pertama : Para
pelaku bermain tim dan menunggu korban di ATM yang sepi pengunjung. Para pelaku
telah memasang jebakan khusus di lubang ATM agar kartu seolah-oleh tertelan dan
tidak bisa dikeluarkan. Para pelaku sebelumnya telah memasang stiker nomor
telepon layanan (customer service) Bank dekat mesin ATM. Tentunya nomor telepon
customer service itu palsu dan milik salah seorang dari kawanan mereka.
Saat korban merasa panik karena ATM-nya tertelan. Maka salah satu pelaku
mencoba menjadi pahlawan kesiangan dan menyarankan agar korban menelepon
customer service Bank palsu tersebut dan agar sang korban memblokir PIN ATM
miliknya. Kemudian korban memberitahukan kepada operator palsu, nomor rekening
korban dan nomor PIN ATM-nya. Selanjutnya pelaku yang bersama korban tersebut
menyarankan agar korban melapor ke pihak Bank untuk mengurusi ATM yang tertelan
tadi. Saat korban pergi ke Bank jebakan khusus ATM tadi di lepas dan menanyakan
kepada sang operator palsu berapa nomor PIN ATM-nya. Di situlah uang korban
yang berada di dalam kartu ATM dikuras. Rata-rata pembobolan uang yang
dilakukan oleh para pelaku dilakukan semaksimal mungkin yang bisa diberikan
oleh kartu ATM, biasanyanya sich antara 5-10 juta rupiah per hari. Tergantung
isi uang di kartu ATM dan kecepatan korban memblokir kartu ATM miliknya.
Pastikan jika terjadi hal seperti ini
terhadap anda. Anda tetap tenang. Jangan pernah memberitahukan PIN ATM anda
kepada siapa pun. Lebih bijak lagi saat Anda menabung di Bank langganan anda,
segeralah anda mencatat nomor customer service Bank anda atau layanan
pengaduannya. Mintalah bantuan teman terdekat (jika ada) untuk membantu ada
mengeluarkan ATM anda. Dengan cara menghubungi pihak Bank resmi atau membuka
jebakan ATM nya jika sudah tahu cara kerja kejahatan tersebut.

Modus Kedua : Para
pelaku mengirimkan pesan singkat (SMS) kepada calon korban, bahwa sang calon korban
mendapatkan undian hadiah tertentu. Biasanya mobil dan sejumlah uang puluhan
hingga ratusan juta rupiah. Apabila sang calon korban menanggapi SMS tersebut karena
emosi sesaat (biasanya karena kegirangan mendapatkan hadiah). Maka sang
operator akan mengarahkan sang calon korban untuk mentransfer uang tebusan
hadiah melalui kartu ATM yang ditujukan kepada rekening salah satu pelaku.
Besarnya variatif antara 2-5 juta rupiah. Saat uang sudah ditransfer ke rekening
milik para pelaku maka sang korban telah menjadi korban sebenarnya. Sang
operator mengatakan bahwa dalam 3 hari hadiah akan dikirimkan atau ditransfer
langsung ke rekening korban. Setelah ditunggu pada hari ke-3, kemudian
seminggu, kemudian sampai 10 hari. Hadiah tidak datang juga atau uang di
rekening tidak bertambah. Korban baru menyadari bahwa dirinya telah tertipu.
Tapi malang, biasanya nomor telepon yang digunakan para pelaku akan non aktif
setelah uang dari korban berhasil didapatkan.
Pastikan jika terjadi hal seperti ini
terhadap anda. Anda tetap tenang. Jangan terburu nafsu. Apabila itu benar, chek
lagi customer service resmi pihak yang akan memberikan hadiah kepada Anda. Intinya
jangan langsung percaya jika anda mendapatkan undian berhadiah tersebut.
Pastikan kroscek dahulu segala sesuatunya, agar kita tidak menyesal di kemudian
hari nantinya.

Modus Ketiga : Para
pelaku mengaku dari pelayanan Bank di mana anda menabungkan uang Anda. Kemudian
para pelaku mengirinkan pesan singkat (SMS) atau E-mail dengan dalih ada peningkatan
sistem sehingga anda harus melakukan registrasi ulang. Anda di minta
untuk mengirimkan biodata anda selengkap-lengkapnya termasuk nomor rekening
bank, nomor kartu ATM dan sekaligus PIN ATM-nya dengan format yang telah disediakan.
Salah satu pelaku bertindak layaknya Customer Service Bank asli, piawai dan
sangat persuasif. Jika kita tak berhati-hati dan terlanjur mengirimkan biodata
lengkap kita beserta nomor rekening bank, nomor kartu ATM dan sekaligus PIN ATM-nya.
Kemungkinan besar uang di dalam ATM kita akan hilang dicuri oleh para pelaku.
Biasanya para korban tersadar setelah ada pengurangan di buku rekening atau
uang di dalam kartu ATM-nya berkurang cukup drastis.

Sekali lagi. Jika anda mengalami hal
seperti ini, upayakan tetap tenang. Coba kroscek ulang, jangan langsung mengisi
format biodata yang telah diterima. Karena biasanya peningkatan sistem
membutuhkan cukup waktu untuk penyelesaiannya. Chek ke Bank di mana anda menabung
dan tanyakan perihal peningkatan sistem tersebut? Apakah benar-benar ada. Jika
ada, lebih baik dilakukan secara manual di Bank langganan Anda, karena
kerahasiaan data anda lebih terjamin.
Demikianlah para pembaca yang
terhormat di mana pun Anda berada, semoga artikel ini dapat bermanfaat dan bisa
memberikan inspirasi bagi Anda semua. Salam Sukses Salam Pembelajar
*)
Penulis adalah pengasuh blog di www.visionerpd.blogspot.com
NIce info mas Peri Irawan :)
ReplyDeleteThanks berat Gun :)
Sama2 Mbak Desy Hana Ross, semoga artikelnya bermanfaat..., maaf baru sempet bales komentarnya...
ReplyDelete