MELUNASI DAN MEGELOLA HUTANG

MELUNASI DAN MEGELOLA HUTANG

Oleh : Peri Irawan*

Di zaman sekarang ini fasilitas kredit begitu mudah didapat, gencar ditawarkan dan disertai dengan iming-iming yang menggoda. Ada yang memberikan hadiah langsung, cashback, diskon tambahan, bahkan kredit tanpa uang muka. Cara pembayaran kredit pun diciptakan dan dibuat semudah mungkin untuk para kreditur (peminjam). Bisa melalui kartu kredit, kartu debit, SMS Banking, Internet Banking, Kantor Pos, dan intitusi pembayaran lainnya, yang melayani jenis pembayaran kredit.

Kemudahan  mendapatkan kredit/pinjaman ini akhirnya menyebabkan banyak orang memiliki hutang. Ada yang hutangnya kecil, sedang bahkan yang jumlahnya menggunung (besar). Hutang yang tak terbayar menyebabkan banyak orang terguncang, tertekan/stres dan sulit tidur. Apa lagi apabila hutang tersebut sudah jatuh tempo. Hutang yang tak terbayar ini jelas bisa mengganggu psikologis si peminjam/kreditur. Efek sampingnya cukup memberatkan naik secara fisik maupun psikis diantaranya seperti ; produktifitas kerja menurun, kekhawatiran didatangi debt collector/ penagih hutang, malu kepada tetangga ataupun kerabat dekat dan was-was apabila pihak debitur (pemberi pinjaman) memperkarakan hutang-piutang kita secara hukum, baik pidana maupun perdata.

Efek negatif atas hutang yang tak terbayar tersebut sangat berbahaya bagi sebagian besar orang. Hal ini memberikan alasan kepada kita agar hutang itu harus segera dilunasi dan diselesaikan secepat mungkin. Adapun beberapa penyebab kita memiliki hutang tak terbayar (kredit macet) antara lain :

1. Pembelian barang secara kredit, yang tidak terkendali. Apalagi dengan cara menggunakan kartu kredit yang tidak dilakukan secara bijak.
2. Ditipu oleh rekanan bisnis. Padahal modal kita untuk kerja sama bisnis tersebut berasal dari uang pinjaman.
3. Kebangkrutan usaha yang sangat besar, yang seluruh modalnya adalah pinjaman dari dana pihak ketiga.
4. Mendapat warisan hutang dari orang yang menjadi tanggungan kita, karena meninggal dunia misalnya (apabila tidak diasuransikan). Entah itu meninggalnya orang tua, suami, istri, anak dan sanak saudara lainnya. Hutang mereka wajib kita lunasi agar mereka tenang di alam kubur kelak.

 Mari kita bahas beberapa tips di bawah ini, bagaimana caranya kita melunasi dan mengelola hutang :

Pertama, milikilah niat yang kuat dan ikhlas disertai kebulatan tekad untuk segera melunasi hutang. Persiapan mental ini sangat penting, karena ketiadaan niat kuat dan ikhlas yang disertai kebulatan tekad akan menyebabkan kreditur (pemilik hutang) tidak mau melunasi hutang, melawan saat ditagih, kabur/melarikan diri, atau melakukan aksi melawan hukum (tindak pidana) dengan merampok, korupsi dan menipu untuk bisa membayar hutang. Atau lebih parah lagi mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri karena stres tidak sanggup melunasi hutang yang telah menggunung.

Kedua, senantiasa meminta bantuan dan bimbingan Allah S.W.T, Rabb yang Maha Kaya dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Lakukan anjuran Rasul Muhammad S.A.W, manusia paling mulia di bumi dan disucikan oleh seluruh penghuni di atas langit. Agar kita melakukan amalan ibadah (kebajikan) yang mempercepat terbebasnya kita dari jeratan hutang dan mengalirkan rejeki yang melimpah setiap waktu. Seperti melaksanakan sholat fardhu 5 waktu dengan berjama'ah di masjid, menekuni sholat tahajjud, banyak beristighfar, merutinkan sholat dhuha, membiasakan bersilaturahmi dan bershodaqoh dengan ikhlas setiap hari. Kekuatan spiritual adalah kekuatan yang nyata. Kekuatan utama yang bisa menyelesaikan setiap persoalan hidup kita. Allah S.W.T itu Maha Kaya. Jangankan melunasi hutang kita yang jumlahnya puluhan juta, ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Mempergilirkan siang dan malam, dan menciptakan kehidupan serta alam semesta  bagi-Nya sangatlah mudah. Jadi janganlah kita tinggalkan kebiasan spiritual untuk berdo'a, memohon pertolongan dan bimbingan dari Allah S.W.T, Rabb yang Maha Kaya. Agar hutang-hutang kita bisa sesegera mungkin terlunasi.

Ketiga, lakukan proses identifikasi terhadap instrumen-instrumen yang memampukan kita untuk melunasi hutang, diantaranya :

A.              Hitung berapa total hutang yang kita miliki seluruhnya. Baik hutang pokok maupun bunga yang harus dibayarkan (tentunya jika ada bunga yang harus dibayarkan).

B.              Catat pihak mana saja yang memiliki sangkut paut hutang piutang dengan kita. Berapa banyak pihak yang terlibat? Masing-masing pihak berapa banyak uang yang kita pinjam dari mereka?

C.    Analisalah dengan seksama laporan keuangan pribadi kita. Dalam hal ini pendapatan, pengeluaran, aset dan kewajiban yang kita miliki.

• Pastikan untuk meningkatkan pendapatan apabila mampu meningkatkan pendapatan.
• Kurangi segala budget pengeluaran yang bisa dihemat, misalnya pos pengeluaran rekreasi seperti nonton di bioskop 4 kali dalam sebulan, kali ini cukup 2 kali dalam sebulan, kurangi anggaran merokok 50 - 100% dan lain-lain.
• Inventarisir total nilai aset yang kita miliki.
• Dan prioritaskan kewajiban mana yang paling beresiko dan harus segera dilunasi. Berlakukan belanja hemat, bijak dan asas manfaat. Kalau tidak bermanfaat lebih baik jangan dibeli dulu, nersabarlah dan kembalilah kepada asas manfaat.

D.               Hasil identifikasi dari laporan keuangan kita ini akan didapat kesimpulan total. Seberapa banyak kemampuan kita dalam membayar hutang setiap bulannya.  Namun tetap aman untuk pemenuhan kebutuhan keluarga kita sehari-hari.

Ke-empat, temui pihak-pihak yang memiliki sangkutan hutang piutang dengan kita. Restrukturisasi pembayaran hutang kita jika pada perjanjian awal, persyaratan pembayaran hutang masih memberatkan kita. Jangan takut, hadapilah. Keberanian kita untuk datang kepada para debitur ini, menunjukan niatan baik kita untuk melunasi hutang-hutang kita kepada mereka. Apabila perlu, buat kembali kesepakatan baru. Diwajibkan kesepakatan tersebut dituliskan (hitam di atas putih), dengan menghadirkan saksi-saksi terpercaya, baik dari pihak kita maupun pihak debitur. Jangan lupa ikat secara hukum dengan disaksikan notaris atau menyertakan materai 6000 dalam perjanjian tersebut. Isi klausul perjanjian harus sejelas mungkin. Usahakan persyaratan pembayaran/pelunasan sesuai kemampuan kita untuk membayar hutang setiap bulannya, tetapkan tempo waktu pelunasan, pengaturan pembayaran bunga, cara pembayaran dan sanksi hukum bagi kedua belah pihak bila ada di salah satu pihak tidak memenuhi isi perjanjian yang telah disepakati tersebut.

Kelima, apabila kita memiliki aset yang bisa dijual untuk melunasi hutang kita. Jalan terbaik untuk melunasi hutang adalah menjual aset tersebut, gunakan uang penjualan aset untuk segera melunasi hutang-hutang kita. Atau bila kita enggan menjual aset tersebut. Kita bisa menjadikan aset tersebut untuk dijadikan agunan/jaminan untuk meminjam modal ke pihak ketiga (dalam hal ini lembaga keuangan pemberi pinjaman seperti Bank dan Koperasi Simpan Pinjam) untuk membayar sebagian besar atau seluruh hutang-hutang kita. Khususnya kepada seluruh pihak yang kita memiliki sangkut paut hutang piutang dengan mereka. Ini merupakan penyelesaian paling singkat untuk melunasi hutang-hutang kita. Kenapa kita menggunakan bantuan modal pihak ketiga (Bank dan Koperasi Simpan Pinjam)? Hal ini karena :

A.                  Kita bisa melunasi hutang relatif kebih cepat karena menggunakan dana pihak ketiga tadi.

B.                  Bisa menegosiasikan ulang kemampuan kita untuk membayar hutang setiap bulannya.

C.     Memperkecil tekanan dari para debitur, karena dengan melunasi hutang kita dengan menggunakan dana pihak ketiga.  Maka permasalahan anda sekarang hanya antara anda dengan pihak ketiga tersebut. Hal ini mengurangi secara drastis tekanan para debitur, apabila mereka menagih hutang di waktu yang bersamaan.

D.               Kita bisa menggunakan sebagian dana pihak ketiga tersebut untuk diinvestasikan kembali pada usaha riil yang produktif yang profitable. Sehingga kemampuan kita untuk membayar hutang semakin besar. Hal ini dengan CATATAN, harus benar-benar digunakan untuk usaha produktif yang menghasilkan keuntungan yang rutin bagi kita.

Hutang wajib hukumnya kita bayar apabila sudah jatuh tempo. Jangan melarikan diri, apalagi sampai bunuh diri karena tak sanggup membayarnya. Mulai sekarang bijaklah dalam berbelanja, hati-hatilah dalam berusaha, cerdaslah dalam berinvestasi. Asahlah terus kecerdasan finansial kita, agar kita kedepan tidak lagi masuk terperosok ke dalam jebakan hutang yang sulit dibayarkan (kredit macet). Dan semoga dengan kecerdasan finansial yang semakin terasah, kita bisa meminjam uang justeru untuk memperkaya diri kita di masa yang akan datang, tentunya dengan cara yang benar dan disukai oleh semua pihak.

Demikianlah, semoga artikel ini bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian di mana pun Anda berada. Salam Sukses Salam Pembelajar.

*) Penulis adalah pengasuh blog di www.visionerpd.blogspot.com