MENULIS 500 KATA PER HARI

Image
MEMBIASAKAN DIRI MENULIS 500 KATA PER HARI Oleh : Peri Irawan* Bagaimana caranya membiasakan diri menulis 500 kata per hari? Menurut pribadi saya untuk melakukan itu, ya cukup hanya menyediakan waktu luang dan kemudian menulis langsung menulis saja. Menulis berbagai banyak hal, kata demi kata namun tetap berprinsip runut, enak dibaca sesuai kaidah penulisan dan tata bahasa yang benar. Menulis tentang pembahasan apapun tanpa batasan, tidak perlu mempermasalahkan teknis sedari awal, karena tujuan awal kita adalah mampu menulis 500 kata per hari. Saya pun demikian saat ini mulai membiasakan diri menulis 500 kata per hari, dan ternyata semua itu membutuhkan disiplin diri dan komitmen yang kuat. Dalam prosesnya perlu semangat, ide yang mengalir dan stamina yang cukup kuat. Berbagai gagasan yang akan dituangkan dalam tulisan dan perlu dikembangkan dalam bentuk kata demi kata agar menjadi sebuah kalimat yang tersusun rapi, sehingga menjadi rangkaian sebuah tulisan. Hal

INGIN HIDUP SUKSES? BIASAKANLAH MEMBACA...!


INGIN HIDUP SUKSES? BIASAKANLAH MEMBACA...!
Oleh : Peri Irawan*



Ayat pertama yang turun dari Allah S.W.T melalui perantaraan Malaikat Jibril A.S kepada Nabi Muhammad SA.W adalah Iqra, yang artinya bacalah. Hal ini jelas menegaskan betapa membiasakan membaca itu sangat penting dilakukan. Masyarakat berbudaya maju adalah masyarakat yang cinta membaca. Lihatlah negara Jepang, warganya sangat suka membaca. Di mana pun mereka berada baik itu di dalam bus, di kereta listrik dan saat sedang menunggu di halte atau stasiun mereka terbiasa membaca. Menurut survei Mainichi Shimbun (koran terbesar Jepang), warga negara Jepang perkapita membacanya adalah 12-18 buku dalam setahun. Bandingan dengan masyarakat Indonesia yang hanya 0-1 buku setiap tahunnya. Hal ini harus kita tingkatkan segera.


Masyarakat Jepang sangat terbiasa membaca. Hal ini dibuktikan dengan tingkat 'konsumsi buku' yang tinggi yang dibaca setiap tahunnya. Kita harus mencontoh warga Jepang dalam hal membaca, agar indeks membaca kita bisa naik ke posisi yang lebih baik. Kita harus akui tingkat membaca kita sangat rendah. Bahkan menurut survei Koran harian terbesar di Indonesia, anggaran masyarakat Indonesia untuk membeli rokok pertahun adalah ± Rp 20 Triliun per tahun, sedangkan untuk membeli koran yang notabene-nya untuk membiasakan kita agar rajin membaca hanya ± Rp 2 Triliun per tahun. Tapi bersyukurlah. Dari pengamatan penulis dalam kurun waktu 10 tahun belakangan ini kesadaran membaca masyarakat Indonesia sudah meningkat. Hal ini ditandai dengan dengan banyaknya toko buku di setiap kota dan kabupaten, pengunjung book fair yang membludak dan lahirnya banyak penulis baru serta bermunculannya blog-blog berisi konten berkualitas yang terus meningkat setiap tahunnya.

Pertanyaannya sekarang adalah, kenapa kita sebagai bangsa yang besar, harus membiasakan membaca? Beberapa alasan penting mengapa kita harus membiasakan membaca diantaranya yaitu :

Pertama, membaca dapat menambah ilmu pengetahuan dan juga wawasan. Proses membaca adalah bentuk proses pencarian informasi. Semakin banyak membaca semakin banyak hal yang kita peroleh sebagai bentuk ilmu pengetahuan. Selanjutnya penghayatan terhadap bacaan akan mengendap menjadi sebuah pemahaman dan wawasan.

Kedua, membaca dapat merangsang kreatifitas dan imajinasi. Tak disangkal lagi membaca dapat merangsang kreatifitas dan imajinasi. Saat kita sedang membaca, otak kanan kita akan lebih aktif. Khususnya dalam mengolah informasi tertulis menjadi gambaran-gambaran aktif di otak kita. Hal ini menyebabkan semakin sering kita mambaca, semakin terlatih otak kreatif dan imajinasi kita.


Ketiga, membaca adalah kebiasaan terbaik dan paling produktif. Apa yang kita ambil sebagai keputusan di dalam hidup biasanya tergantung jumlah masukan informasi yang masuk ke dalam pikiran kita. Dan kegiatan membaca merupakan salah satu bentuk aktivitas mengumpulkan dan menampung informasi. Dalam perjalanan hidup kita terkadang tindakan/keputusan yang kita ambil didasarkan kebijaksanaan yang kita dapatkan dari proses membaca. Banyak hal positif yang kita lakukan – yang ide/gagasannya didapat dari proses kegiatan membaca.



Ke-empat, membaca adalah kebiasaan para pemimpin besar. Coba chek biografi para pemimpin-pemimpin besar negara kita, misalnya saja Bapak Ir. Soekarno dan Moch. Hatta keduanya adalah pembaca yang lahap. Pemimpin besar menjadikan kebiasaan membaca adalah kebiasaan wajib. Hayatilah apa yang dikatakan oleh Presiden Amrika ke-3, Thomas Jafferson yang mengatakan "Para pemimpin besar tak dapat hidup tanpa buku."



Kelima, membaca adalah pondasi dasar untuk menulis dengan sangat baik. Rasanya dari pengalaman saya, jarang ada seorang penulis kawakan yang tidak suka membaca. Hal ini wajar karena antara kegiatan menulis dan membaca memiliki keterkaitan sangat erat. Ibarat sisi mata uang logam, keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Awalnya kita mulai dari membaca, kemudian kita belajar menulis, kemudian membaca lagi, kemudian menulis lagi, dan terus seperti itu hingga seseorang terlatih untuk menulis dengan sangat baik. 



Bapak Andreas Harefa penulis kenamaan saat ini telah banyak menulis buku-buku berkualitas, tapi yang paling luar biasa darinya adalah nafsu membacanya yang sangat luar biasa, Proklamator Ir.soekarno, dari tangannya banyak tercipta buku-buku hebat pada zamannya seperti ; Di Bawah Bendera Revolusi, Sarinah dan Mentjapai Indonesia Merdeka. Tak bisa dipungkiri lagi, membaca merupakan kebiasaan wajib agar kita bisa membuat tulisan yang bagus, berbobot dan bisa dinikmati.

Ir. Soekarno pernah berkata seperti ini disaat menerima gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Indonesia, tanggal 02 Februari 1963, sebagaimana dimuat dalam buku Soekarno, Ilmu dan Perjuangan ( terbitan tahun 1984) :


“Pernah saya bicarakan di dalam pidato-pidato saya, antara lain pidato saya di Senayan, bahwa oleh karena saya dulu itu mahasiswa miskin, saya tingggalkan dunia yang materiil ini, kataku – I left the material world – lantas saya masuk in the world of the mind, masuk di dalam alam khayal, alam pikiran – I went into the world of the mind, kataku. Artinya, saya masuk di dalam buku-buku, saya membaca buku banyak sekali, malahan saya berkata, “ in the world of the mind, I met the great man.” Di dalam alam khayal, di dalam alam pemikiran itu, saya berjumpa dengan orang-orang besar, kataku, saya berjumpa dengan Karl Marx, saya berjumpa dengan Friederich Engel, saya berjumpa dengan Kautsky, saya berjumpa dengan Mahatma Gandhi, saya berjumpa dengan Thomas Jefferson, saya berjumpa dengan Franklin Delano Roosevelt, saya berjumpa dengan Gladstone, saya berjumpa dengan Poincare, saya berjumpa dengan dengan Talleyrand, dan pemimpin-pemimpin dunia yang lain, orang-orang besar.”

Semoga artikel ini bisa menggugah kesadaran kita semua agar mulai membiasakan diri untuk terus membaca. Membaca itu menyenangkan dan menghibur, sekaligus juga membuat kita lebih cerdas dan bermartabat dalam rangka meniti kehidupan di masa depan yang lebih baik.

Demikianlah semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menginspirasi bagi para pembaca sekalian di mana pun Anda berada. Salam Sukses Salam Pembelajar

*) Penulis adalah pengasuh blog di www.visionerpd.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

CIRI KHAS PRIBADI UNGGUL

MUTIARA DI DALAM LUMPUR