MEMBIASAKAN DIRI MENULIS 500 KATA PER HARI Oleh : Peri Irawan* Bagaimana caranya membiasakan diri menulis 500 kata per hari? Menurut pribadi saya untuk melakukan itu, ya cukup hanya menyediakan waktu luang dan kemudian menulis langsung menulis saja. Menulis berbagai banyak hal, kata demi kata namun tetap berprinsip runut, enak dibaca sesuai kaidah penulisan dan tata bahasa yang benar. Menulis tentang pembahasan apapun tanpa batasan, tidak perlu mempermasalahkan teknis sedari awal, karena tujuan awal kita adalah mampu menulis 500 kata per hari. Saya pun demikian saat ini mulai membiasakan diri menulis 500 kata per hari, dan ternyata semua itu membutuhkan disiplin diri dan komitmen yang kuat. Dalam prosesnya perlu semangat, ide yang mengalir dan stamina yang cukup kuat. Berbagai gagasan yang akan dituangkan dalam tulisan dan perlu dikembangkan dalam bentuk kata demi kata agar menjadi sebuah kalimat yang tersusun rapi, sehingga menjadi rangkaian sebuah tulisan. Hal ...
Tanggal
10 Nopember diperingati sebagai Hari Pahlawan. Tak bisa dipungkiri, sejarah
membuktikan bahwa kemerdekaan yang telah diraih bangsa Indonesia tidak lepas
dari pengorbanan para pejuang yang telah mengorbankan tidak hanya harta, namun
juga jiwa dan raganya. Kita semua menganggap mereka yang gugur untuk merebut
dan mempertahankan kemerdekaan negara ini adalah para pahlawan, waktu itu
mereka berjuang dengan gagah berani agar bangsa ini bebas dari penjajahan pihak
asing. Namun saat ini nilai-nilai kepahlawanan di masyarakat tampak mulai
pudar.
Ilustrasi : Perjuangan Bangsa Indonesia
Tanggal 10 Nopember 1945 di Kota Surabaya Jawa Timur
Egosentris
bermunculan, paham chauvinisme dan budaya masa bodoh tumbuh di mana-mana.
Gejala seperti ini harus segera ditindaklanjuti agar masa depan bangsa tidak
menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan oleh para Founding Fathers kita
selama ini. Tujuan bangsa yang sesuai dengan Pembukaan
Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-empat yaitu “Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.”
Sengaja penulis mengangkat wacana ini. Karena saat ini,
segala permasalahan yang sangat kompleks yang ada di negara kita membutuhkan
manusia-manusia berjiwa pahlawan untuk bisa menyelesaikannya. Bukan dengan jiwa
yang kerdil, pengecut dan mau menang sendiri (egois). Jika demikian apa
korelasinya? Bicara kepahlawanan maka
kita akan berbicara kepemimpinan, layaknya para pemimpin besar di
negeri ini, yang telah tersematkan dengan integritas yang tinggi, jujur, tulus
dan beretos kerja tinggi serta rela berkorban. Pelajarilah kepemimpinan Bung
Karno, selidikilah hidup disiplin Bung Hatta, hayatilah perjuangan Jenderal
Besar Soedirman, teladanilah semangat belajar Ki Hajar Dewantoro, dan
contoh-contoh terbaik dari pahlawan lainnya yang tidak bisa penulis catat satu
persatu, dari sinilah maka kita akan menemukan betapa luar biasanya integritas
para pahlawan bangsa yang telah memperjuangkan negara ini sampai merdeka dari
penjajahan pihak asing.
Namun sayang, justeru sebaliknya. Saat ini sikap anti
kepahlawanan seperti halnya praktek korupsi terjadi di mana-mana. Jelas para
Koruptor tidak memiliki jiwa kepahlawanan. Bagaimana tidak, saat mereka
merampok uang milik rakyat –yang
seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Maka secara langsung mereka
(para koruptor) telah merampas hak banyak orang, mengutamakan diri sendiri dan
kelompok (egois) serta mendapatkan kekayaan dengan cara yang tidak dibenarkan
(bathil). Mereka tidak memikirkan nasib masyarakat yang mungkin memiliki hak
atas uang yang telah dikorupsinya, bahkan tidak tanggung-tanggung para koruptor
merampok uang rakyat miliaran hingga triliunan rupiah.
Pembaca yang berbahagia di manapun Anda berada. Sikap
kepahlawanan perlu ditanamkan sejak dini. Tanamkanlah melalui kegiatan-kegiatan
yang positif mulai dari rumah hingga sekolah/kampus. Berpartisipasilah dalam
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah seperti kegiatan Pramuka, Palang Merah
Remaja (PMR) atau Paskibra Sekolah, ataupun bagi pembaca yang saat ini
berstatus mahasiswa cobalah mengikuti
Unit Kegiatan Mahasiswa di kampus Anda masing-masing. Percayalah melalui
kegiatan tersebut Anda akan di-didik untuk belajar memimpin dan mengasah jiwa
kepahlawanan yang bersemayam dalam diri Anda. Kita akan terbiasa untuk bersikap
rela berkorban, mencintai tanah air, disiplin, memupuk solidaritas dan
kerjasama serta mengaplikasikan nilai-nilai kepahlawanan. Hasil output bagi
mereka yang terbiasa berorganisasi dengan benar tentu akan berbeda dengan
mereka yang tidak pernah mengikuti kegiatan organisasi apapun semasa hidupnya.
Tidak sedikit dari para tokoh dan pengusaha bangsa ini adalah
mereka yang sudah pernah mengalami penempaan diri melalui organisasi-organisasi
kepemudaan. Misalnya saja Aa Gym, ulama sekaligus pengusaha ini pernah aktif
sebagai Komandan Resimen Mahasiswa saat di bangku kuliah, Bapak Abu Rizal
Bakrie yang aktif di organisasi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Ibu
Dewi Motik yang mendirikan Ikatan
Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) pada tahun 1976 dan juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum IWAPI di usia ke-33. Marilah kita asah dan latih sikap-sikap kepahlawanan
yang ada di dalam diri kita, agar kita menjadi bagian generasi bangsa yang akan
meneruskan dan mengisi kemerdekaan yang telah dicapai oleh para pejuang dan
pendahulu bangsa ini.
Demikianlah
semoga artikel ini bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian
di mana pun Anda berada. Salam Sukses Salam Pembelajar
MELUNASI DAN MEGELOLA HUTANG Oleh : Peri Irawan* Di zaman sekarang ini fasilitas kredit begitu mudah didapat, gencar ditawarkan dan disertai dengan iming-iming yang menggoda. Ada yang memberikan hadiah langsung, cashback, diskon tambahan, bahkan kredit tanpa uang muka. Cara pembayaran kredit pun diciptakan dan dibuat semudah mungkin untuk para kreditur (peminjam). Bisa melalui kartu kredit, kartu debit, SMS Banking, Internet Banking, Kantor Pos, dan intitusi pembayaran lainnya, yang melayani jenis pembayaran kredit.
CIRI KHAS PRIBADI UNGGUL oleh : Peri Irawan* Setiap orang mendambakan hidup yang berhasil, sukses dan berprestasi. Hal tersebut sangatlah manusiawi dan alamiah karena pada dasarnya kita semua memiliki hasrat untuk maju dan sukses. Kita ingin menjadi bagian dari orang-orang yang memiliki arti dan manfaat bagi orang lain. Menjadi pribadi yang unggul adalah jalan terbaik untuk menuju hidup yang sukses dan berhasil. Karena dengan menjadi pribadi yang unggul berarti kita siap membayar sebuah harga dari banyak berbagai keberhasilan. Mereka yang berpribadi unggul selalu memiliki kualitas dan kelas nomor satu dalam berbagai hal untuk menghasilkan karya-karya terbaik. Mereka terbiasa untuk bersikap profesional, tenang, cakap dan memuaskan dalam hasil saat dituntut untuk bekerjasama. Pribadi yang unggul adalah pribadi yang sukses. Pertanyaannya saat ini adalah, siapkah kita untuk menjadi bagian dari mereka pribadi-pribadi unggul?
Comments
Post a Comment