BUDAYA KOLEKTIF
Oleh : Peri Irawan*
Bangsa
Indonesia sudah mengenal lama akan tradisi-tradisi yang mengangkat budaya
kolektifitas. Tradisi dan kebiasaan yang dikerjakan secara kolektif dalam
rangka mewujudkan cita-cita bersama. Kita juga sering mendengar istilah-istilah
yang tidak asing dari pengembangan budaya kolektif ini dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya urun rembug suatu bentuk pertemuan
di masyarakat pedesaan untuk memecahkan suatu permasalahan, paguyuban
yang merupakan wadah sekelompok orang dari suku atau etnis tertentu, istilah gotong
royong, kerja bhakti, atau arisan yang merupakan salah satu
bentuk kegiatan untuk menggalang modal dengan cepat sehingga membantu para
anggotanya, ataupun istilah balai warga yang merupakan tempat
untuk berkumpulnya masyarakat di suatu wilayah desa/perkampungan. bahkan beberapa
istilah budaya kolektif yang dilembagakan seperti koperasi, group dan asosiasi.
Budaya
kolektifitas (kebersamaan) merupakan sebuah cara yang efektif untuk mencapai
tujuan tertentu. Dibangun dari rasa kepercayaan dan kerjasama antar individu,
kemudian berkembang menjadi kerjasama dalam bentuk kelompok kecil yang
berlanjut kepada kelompok yang lebih solid. Budaya kolektif bisa juga dikatakan
‘budaya berjama’ah.’ Budaya kolektifitas mempunyai pengaruh yang luar biasa
atas perkembangan peradaban manusia. Dari hal tersebut telah banyak tercipta
gagasan, hasil karya manusia yang fenomenal (Candi Borobudur, Pyramid, dan
penemuan lainnya) serta majunya ilmu pengetahuan, misalnya saat era Renaissance yang eksis pada abad ke-14, pada jaman
tersebut telah menghasilkan banyak intelektual dan seniman seperti diantaranya Leonardo da Vinci dan Michelangelo.
Beberapa
keuntungan apabila kita membiasakan diri untuk menghidupkan budaya kolektif
dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
Pertama,
sebuah tujuan atau hajat akan terlaksana lebih cepat. Hal ini wajar, karena
kekuatan kolektifitas akan memfokuskan kekuatan setiap individu untuk
berkonstribusi dalam merealisasikan tujuan/hajat bersama. Kekuatan yang difokuskan
ibarat sinar laser yang mampu membelah benda terkeras apapun di dunia ini,
logam dari baja misalnya, baja yang keras akan sangat mudah terbelah dengan sinar laser
yang kuat.
Kedua,
beban kerja yang dihadapi akan terasa lebih ringan. Beban kerja dibagi rata kepada
setiap anggota dan setiap orang mau tidak mau akan turut berpartisipasi
sehingga beban kerja terurai menjadi sebuah tugas-tugas sederhana, yang dimana setiap
orang dalam kelompok tersebut mampu melakukannya.
Ketiga,
budaya kolektif mampu menghimpun sumber daya dengan lebih optimal. Sumber daya tersebut
bisa berupa tenaga (energi), dana/modal, pikiran, waktu serta akses jaringan
kerja yang lebih luas dan lebih efektif.
Ke-empat,
menciptakan nuansa yang harmonis dalam sebuah masyarakat. Masyarakat yang
menerapkan budaya kolektif cenderung lebih kompak, saling mengenal, saling
ketergantungan dan saling menguntungkan. Mereka akan lebih toleran dan sangat
kecil kemungkinan terjadinya gesekan yang akan menimbulkan pertentangan dalam
masyarakat tersebut. Hal ini jelas menjadikan mereka memiliki identitas
kolektif yang diakui oleh semua anggota.
Kelima,
segala permasalahan yang rumit menjadi jauh lebih sederhana. Setiap orang akan
bersumbangsih dengan menyumbangkan saran dan pendapat, memberikan solusi
kreatif serta memberikan akses dan cara untuk menyederhanakan permasalahan.
Semakin banyak solusi kreatif yang diberikan maka permasalahan akan semakin sederhana.
Maka
tidaklah mengherankan jika nenek moyang bangsa kita sejak dahulu sudah
mempraktekkan budaya kolektif. Mereka menyadari kekuatan komunal, dalam hal ini
budaya kolektif yang mampu menciptakan peradaban yang maju. Yang hasilnya
kemudian menjadi kerajaan-kerajaan yang memiliki kekuatan dan disegani di
kawasan Asia seperti Kerajaan Sriwijaya di Sumatera dan Kerajaan Majapahit di tanah Jawa.
Demikianlah
semoga artikel ini bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian
di mana pun Anda berada. Salam Sukses Salam Pembelajar
*)
Penulis adalah pengasuh blog di www.visionerpd.blogspot.com
Comments
Post a Comment