MENULIS 500 KATA PER HARI

Image
MEMBIASAKAN DIRI MENULIS 500 KATA PER HARI Oleh : Peri Irawan* Bagaimana caranya membiasakan diri menulis 500 kata per hari? Menurut pribadi saya untuk melakukan itu, ya cukup hanya menyediakan waktu luang dan kemudian menulis langsung menulis saja. Menulis berbagai banyak hal, kata demi kata namun tetap berprinsip runut, enak dibaca sesuai kaidah penulisan dan tata bahasa yang benar. Menulis tentang pembahasan apapun tanpa batasan, tidak perlu mempermasalahkan teknis sedari awal, karena tujuan awal kita adalah mampu menulis 500 kata per hari. Saya pun demikian saat ini mulai membiasakan diri menulis 500 kata per hari, dan ternyata semua itu membutuhkan disiplin diri dan komitmen yang kuat. Dalam prosesnya perlu semangat, ide yang mengalir dan stamina yang cukup kuat. Berbagai gagasan yang akan dituangkan dalam tulisan dan perlu dikembangkan dalam bentuk kata demi kata agar menjadi sebuah kalimat yang tersusun rapi, sehingga menjadi rangkaian sebuah tulisan. Hal

BUDAYA KOLEKTIF


BUDAYA KOLEKTIF
Oleh : Peri Irawan*


Bangsa Indonesia sudah mengenal lama akan tradisi-tradisi yang mengangkat budaya kolektifitas. Tradisi dan kebiasaan yang dikerjakan secara kolektif dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama. Kita juga sering mendengar istilah-istilah yang tidak asing dari pengembangan budaya kolektif ini dalam kehidupan sehari-hari, misalnya urun rembug suatu bentuk pertemuan di masyarakat pedesaan untuk memecahkan suatu permasalahan, paguyuban yang merupakan wadah sekelompok orang dari suku atau etnis tertentu, istilah gotong royong, kerja bhakti, atau arisan yang merupakan salah satu bentuk kegiatan untuk menggalang modal dengan cepat sehingga membantu para anggotanya, ataupun istilah balai warga yang merupakan tempat untuk berkumpulnya masyarakat di suatu wilayah desa/perkampungan. bahkan beberapa istilah budaya kolektif yang dilembagakan seperti koperasi, group dan asosiasi.

Budaya kolektifitas (kebersamaan) merupakan sebuah cara yang efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Dibangun dari rasa kepercayaan dan kerjasama antar individu, kemudian berkembang menjadi kerjasama dalam bentuk kelompok kecil yang berlanjut kepada kelompok yang lebih solid. Budaya kolektif bisa juga dikatakan ‘budaya berjama’ah.’ Budaya kolektifitas mempunyai pengaruh yang luar biasa atas perkembangan peradaban manusia. Dari hal tersebut telah banyak tercipta gagasan, hasil karya manusia yang fenomenal (Candi Borobudur, Pyramid, dan penemuan lainnya) serta majunya ilmu pengetahuan, misalnya saat era Renaissance yang eksis pada abad ke-14, pada jaman tersebut telah menghasilkan banyak intelektual dan seniman seperti  diantaranya Leonardo da Vinci dan Michelangelo.

Beberapa keuntungan apabila kita membiasakan diri untuk menghidupkan budaya kolektif dalam kehidupan sehari-hari antara lain :

Pertama, sebuah tujuan atau hajat akan terlaksana lebih cepat. Hal ini wajar, karena kekuatan kolektifitas akan memfokuskan kekuatan setiap individu untuk berkonstribusi dalam merealisasikan tujuan/hajat bersama. Kekuatan yang difokuskan ibarat sinar laser yang mampu membelah benda terkeras apapun di dunia ini, logam dari baja misalnya, baja yang keras akan sangat mudah terbelah dengan sinar laser yang kuat.

Kedua, beban kerja yang dihadapi akan terasa lebih ringan. Beban kerja dibagi rata kepada setiap anggota dan setiap orang mau tidak mau akan turut berpartisipasi sehingga beban kerja terurai menjadi sebuah tugas-tugas sederhana, yang dimana setiap orang dalam kelompok tersebut mampu melakukannya.


Ketiga, budaya kolektif mampu menghimpun sumber daya dengan lebih optimal. Sumber daya tersebut bisa berupa tenaga (energi), dana/modal, pikiran, waktu serta akses jaringan kerja yang lebih luas dan lebih efektif.

Ke-empat, menciptakan nuansa yang harmonis dalam sebuah masyarakat. Masyarakat yang menerapkan budaya kolektif cenderung lebih kompak, saling mengenal, saling ketergantungan dan saling menguntungkan. Mereka akan lebih toleran dan sangat kecil kemungkinan terjadinya gesekan yang akan menimbulkan pertentangan dalam masyarakat tersebut. Hal ini jelas menjadikan mereka memiliki identitas kolektif yang diakui oleh semua anggota.

Kelima, segala permasalahan yang rumit menjadi jauh lebih sederhana. Setiap orang akan bersumbangsih dengan menyumbangkan saran dan pendapat, memberikan solusi kreatif serta memberikan akses dan cara untuk menyederhanakan permasalahan. Semakin banyak solusi kreatif yang diberikan maka permasalahan akan semakin sederhana.

Maka tidaklah mengherankan jika nenek moyang bangsa kita sejak dahulu sudah mempraktekkan budaya kolektif. Mereka menyadari kekuatan komunal, dalam hal ini budaya kolektif yang mampu menciptakan peradaban yang maju. Yang hasilnya kemudian menjadi kerajaan-kerajaan yang memiliki kekuatan dan disegani di kawasan Asia seperti Kerajaan Sriwijaya di Sumatera dan Kerajaan Majapahit di tanah Jawa.

Demikianlah semoga artikel ini bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian di mana pun Anda berada. Salam Sukses Salam Pembelajar

*) Penulis adalah pengasuh blog di www.visionerpd.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

CIRI KHAS PRIBADI UNGGUL

MUTIARA DI DALAM LUMPUR