MENULIS 500 KATA PER HARI

Image
MEMBIASAKAN DIRI MENULIS 500 KATA PER HARI Oleh : Peri Irawan* Bagaimana caranya membiasakan diri menulis 500 kata per hari? Menurut pribadi saya untuk melakukan itu, ya cukup hanya menyediakan waktu luang dan kemudian menulis langsung menulis saja. Menulis berbagai banyak hal, kata demi kata namun tetap berprinsip runut, enak dibaca sesuai kaidah penulisan dan tata bahasa yang benar. Menulis tentang pembahasan apapun tanpa batasan, tidak perlu mempermasalahkan teknis sedari awal, karena tujuan awal kita adalah mampu menulis 500 kata per hari. Saya pun demikian saat ini mulai membiasakan diri menulis 500 kata per hari, dan ternyata semua itu membutuhkan disiplin diri dan komitmen yang kuat. Dalam prosesnya perlu semangat, ide yang mengalir dan stamina yang cukup kuat. Berbagai gagasan yang akan dituangkan dalam tulisan dan perlu dikembangkan dalam bentuk kata demi kata agar menjadi sebuah kalimat yang tersusun rapi, sehingga menjadi rangkaian sebuah tulisan. Hal

BELAJAR KEPEMIMPINAN MULAI DARI SEKOLAH


BELAJAR KEPEMIMPINAN MULAI DARI SEKOLAH
Oleh : Peri Irawan*


Mempelajari kepemimpinan sejak muda itu sangat penting. Pemimpin adalah seseorang yang memiliki karakter dan sikap mental yang berkualitas. Atau dengan kata lain, pemimpin adalah seseorang yang dipilih dan ditunjuk untuk memimpin, karena nilai-nilai plus yang dimilikinya. Pentingnya mempelajari dan mengasah jiwa kepemimpinan sejak muda, bertujuan untuk menyiapkan generasi-generasi terbaik di masa yang akan datang. Generasi yang akan menggantikan generasi tua untuk melanjutkan tugas mengisi kemerdekaan dan pembangunan. Generasi yang siap untuk menghadapi setiap tantangan yang akan datang di masa depan kelak.




Ilustrasi Belajar Kepemimpinan mulai dari Sekolah 

Kali ini, penulis akan mengangkat tema tentang ‘BELAJAR KEPEMIMPINAN MULAI DARI SEKOLAH’. Meninjau masa-masa sekolah dulu, saat penulis pertama kalinya mengikuti organisasi di sekolah tingkat menengah (SMP). Tepatnya mengikuti organisasi bernama PMR SMP Negeri 8 Tangerang tahun 1997 dan mendaftar menjadi anggotanya. Di situlah dasar-dasar kepemimpinan penulis dibentuk. Dalam perjalanan ‘berkarir organisasi’ di sekolah, telah mengantarkan penulis menjabat beberapa jabatan strategis di sekolah maupun antar sekolah. Diantaranya sebagai Ketua PMR SMP Negeri 8 Tangerang periode 1998-1999, Ketua OSIS SMU Negeri 4 Tangerang periode 2001-2002, Ketua Forum Komunikasi PMR se-Kota Tangerang periode 2001-2002 dan Wakil Ketua Ikatan Rohani Islam se-Kota dan Kab. Tangerang periode 2002-2003 yang kantor sekretariatnya dulu berada di Masjid Agung Al Ittihad Jl. Kisama’un Kota Tangerang.

Di mulai dari sekolah, jiwa kepemimpinan kita bisa mulai dilatih. Namun sayangnya, saat ini kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi sarana untuk melatih kepemimpinan dan keterampilan siswa, kurang diminati oleh sebagian besar peserta didik/siswa. Dan juga terkesan tidak didukung oleh pihak sekolah, karena pihak sekolah yang hanya memfokuskan untuk mengejar target nilai akademis yang tinggi bagi lulusan-lulusannya. Belum lagi, ditambah masalah minimnya anggaran sekolah kepada kegiatan ekstrakurikuler. Yang sebenarnya sudah ada anggarannya tapi enggan untuk dikeluarkan. Padahal dana OSIS setiap tahun diadakan/ditarik dari setiap siswa. Adalah peruntukannya, seharusnya disiapkan bagi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Penulis tidak bermaksud mengesampingkan nilai akademis yang tinggi bagi para siswa, tapi ingin menyampaikan dan mengingatkan bahwa kemampuan bersosialisasi, kemampuan memimpin, mengelola komunitas, dan mengasah kecerdasan emosi juga tak kalah pentingnya bagi pembelajaran siswa di sekolah untuk bekal sukses para siswa saat terjun di masyarakat.

Hal ini dimaklumi karena setelah selesai menempuh dunia pendidikan. Baik sekolah menengah atas ataupun perguruan tinggi, siswa akan dihadapkan pada dunia nyata. Yaitu terjun langsung ke dalam pergaulan masyarakat. Dan kemampuan yang dibutuhkan untuk terjun ke dunia masyarakat sesungguhnya, bukan didapat dari nilai akademis yang tinggi, tetapi dari akumulasi belajar berorganisasi, baik itu dilakukan di  sekolah maupun di kampus. Nilai strategis dari perolehan nilai akademis yang tinggi hanya merupakan salah satu jalan terbaik untuk belajar di tempat-tempat yang lebih baik seperti sekolah unggulan dan favorit serta kampus-kampus terbaik seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Badung (ITB), serta sekolah dan kampus elit lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Selain itu, nilai akademis yang tinggi juga bisa digunakan untuk mendapatkan pekerjaan yang bergaji tinggi di perusahaan yang mensyaratkan nilai akademis yang tinggi dalam perekrutannya.

Dari pengamatan dan pengalaman penulis, teman-teman yang dulu aktif di organisasi, formal maupun nonformal (seperti geng sekolah atau komunitas tertentu…, hehe) cenderung lebih berhasil di masyarakat ketimbang teman-teman yang hanya mengandalkan nilai akademis yang tinggi. Kenapa ya bisa demikian? Tapi jelas, bahwa belajar kepemimpinan yang dimulai dari sekolah itu sangat penting. Hal ini karena beberapa manfaat yang bisa didapatkan, misalnya :


Pertama, siswa yang aktif berorganisasi di sekolah/kampus memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan terbina. Mereka lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan memahami keadaan kondisi sosial masyarakat. Hal ini karena berorganisasi di sekolah secara langsung mengajarkan siswa untuk hidup mandiri, membiasakan bekerja sama, dan berinteraksi dengan berbagai macam orang dengan karakter dan watak berbeda-beda.



Kedua, siswa yang aktif berorganisasi di sekolah/kampus memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan cepat dan efektif. Mereka yang aktif diorganisasi sekolah/kampus sering melaksanakan kegiatan bersama-sama, semakin banyak kegiatan semakin banyak masalah yang harus dipecahkan, sehingga banyaknya kegiatan di sekolah telah mengasah kreatifitas mereka. Hal ini secara langsung meningkatkan kemampuan anak-anak didik/siswa, khususnya mereka yang aktif berorganiasi, dalam mencari solusi untuk setiap permasalahan (problem solving).


Ketiga, siswa yang aktif berorganisasi di sekolah/kampus memiliki jaringan kerja (net working) yang terjalin baik sejak di sekolah. Sehingga jaringan kerja ini bisa dimanfaatkan setelah mereka terjun di dunia kemasyarakatan sesungguhnya. Net work ini bila terus dibina dan diperbesar maka manfaat yang bisa diberikannya juga semakin besar. Mulai dari mencari pekerjaan, melakukan kerja sama bisnis, pemenuhan sumber daya proyek, hingga informasi perkembangan almamater sekolah yang terbaru (up to date). Misalnya saja, karena penulis pernah aktif di organisasi Palang Merah Remaja di (PMR) Kota Tangerang, maka link-link teman-teman yang juga aktif di organisasi Palang Merah Remaja di (PMR), seangkatan, senior maupun adik kelas masih terbina dengan baik. Bahkan ada yang membuat komunitas alumni sendiri bagi beberapa organisasi di sekolah.


Ke-empat. siswa yang aktif berorganisasi di sekolah/kampus memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik. Wajar, namanya juga organisasi tempat berkumpulnya orang-orang, mau tidak mau kita harus berkomunikasi. Seperti point pertama di atas, karena kita menghadapi berbagai macam orang dengan karakter dan watak berbeda-beda. Maka kemampuan komunikasi kita pun semakin meningkat. Secara langsung kita juga menjadi pengamat, penilai dan konsultan bagi rekan-rekan kita seorganisasi waktu di sekolah/kampus.


Kelima, siswa yang aktif berorganisasi di sekolah/kampus memiliki pemahaman tentang dunia politik yang lebih luas. Mereka yang mendalami keorganisasian di tingkat SMU, cenderung akan melanjutkannya karir organisasinya saat di kuliahan, bahkan di masyarakat. Hal ini juga bisa didapat karena belajar berorganisasi di sekolah. Khususnya di tingkat SMU. Kegiatan berorganisasi di tingkat SMU selain untuk mengikuti kegiatan dan mendapatkan kesibukan berorganisasi, juga berkaitan dengan gengsi, identitas kelompok dan nilai pengakuan. Mau tidak mau banyak kepentingan yang terlibat di organiasi di sekolah tingkat menengah atas ini. Dan hal ini jelas secara langsung telah memberikan siswa pemahaman tentang aplikasi dan penerapan politik praktis mulai dari sekolah. Memahami cara kerja politik sejak di sekolah sangat bermanfaat untuk bekal di dunia organisasi kampus yang lebih ketat dan organisasi di lingkungan kemasyarakatan serta partai politik yang lebih kompleks.

Demikianlah, semoga artikel ini bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian di mana pun Anda berada. Salam Sukses Salam Pembelajar.

*) Penulis adalah pengasuh blog di www.visionerpd.blogspot.com

Comments

Popular posts from this blog

CIRI KHAS PRIBADI UNGGUL

MUTIARA DI DALAM LUMPUR