BELAJAR KEPEMIMPINAN MULAI DARI SEKOLAH
Oleh : Peri
Irawan*
Mempelajari kepemimpinan sejak muda
itu sangat penting. Pemimpin adalah seseorang yang memiliki karakter dan sikap
mental yang berkualitas. Atau dengan kata lain, pemimpin adalah seseorang yang
dipilih dan ditunjuk untuk memimpin, karena nilai-nilai plus yang dimilikinya. Pentingnya
mempelajari dan mengasah jiwa kepemimpinan sejak muda, bertujuan untuk
menyiapkan generasi-generasi terbaik di masa yang akan datang. Generasi yang
akan menggantikan generasi tua untuk melanjutkan tugas mengisi kemerdekaan dan
pembangunan. Generasi yang siap untuk menghadapi setiap tantangan yang akan datang
di masa depan kelak.
Ilustrasi Belajar Kepemimpinan mulai dari Sekolah
Kali ini, penulis akan mengangkat tema
tentang ‘BELAJAR KEPEMIMPINAN MULAI DARI SEKOLAH’. Meninjau masa-masa sekolah
dulu, saat penulis pertama kalinya mengikuti organisasi di sekolah tingkat
menengah (SMP). Tepatnya mengikuti organisasi bernama PMR SMP Negeri 8
Tangerang tahun 1997 dan mendaftar menjadi anggotanya. Di situlah dasar-dasar kepemimpinan
penulis dibentuk. Dalam perjalanan ‘berkarir organisasi’ di sekolah,
telah mengantarkan penulis menjabat beberapa jabatan strategis di sekolah
maupun antar sekolah. Diantaranya sebagai Ketua PMR SMP Negeri 8 Tangerang
periode 1998-1999, Ketua OSIS SMU Negeri 4 Tangerang periode 2001-2002, Ketua
Forum Komunikasi PMR se-Kota Tangerang periode 2001-2002 dan Wakil Ketua Ikatan
Rohani Islam se-Kota dan Kab. Tangerang periode 2002-2003 yang kantor
sekretariatnya dulu berada di Masjid Agung Al Ittihad Jl. Kisama’un Kota
Tangerang.
Di mulai dari sekolah, jiwa kepemimpinan
kita bisa mulai dilatih. Namun sayangnya, saat ini kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi sarana untuk melatih kepemimpinan dan keterampilan siswa, kurang diminati oleh sebagian besar peserta didik/siswa. Dan juga terkesan tidak
didukung oleh pihak sekolah, karena pihak sekolah yang hanya memfokuskan untuk mengejar
target nilai akademis yang tinggi bagi lulusan-lulusannya. Belum lagi, ditambah
masalah minimnya anggaran sekolah kepada kegiatan ekstrakurikuler. Yang
sebenarnya sudah ada anggarannya tapi enggan untuk dikeluarkan. Padahal dana
OSIS setiap tahun diadakan/ditarik dari setiap siswa. Adalah peruntukannya,
seharusnya disiapkan bagi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Penulis tidak
bermaksud mengesampingkan nilai akademis yang tinggi bagi para siswa, tapi ingin
menyampaikan dan mengingatkan bahwa kemampuan bersosialisasi, kemampuan
memimpin, mengelola komunitas, dan mengasah kecerdasan emosi juga tak kalah pentingnya bagi pembelajaran siswa di
sekolah untuk bekal sukses para siswa saat terjun di masyarakat.
Hal ini dimaklumi karena setelah
selesai menempuh dunia pendidikan. Baik sekolah menengah atas ataupun perguruan
tinggi, siswa akan dihadapkan pada dunia nyata. Yaitu terjun langsung ke dalam pergaulan masyarakat. Dan kemampuan yang dibutuhkan untuk terjun ke dunia masyarakat
sesungguhnya, bukan didapat dari nilai akademis yang tinggi, tetapi dari
akumulasi belajar berorganisasi, baik itu dilakukan di sekolah maupun di kampus. Nilai strategis
dari perolehan nilai akademis yang tinggi hanya merupakan salah satu jalan terbaik untuk belajar di tempat-tempat yang lebih baik seperti sekolah unggulan dan favorit
serta kampus-kampus terbaik seperti Universitas Indonesia (UI), Institut
Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Badung (ITB), serta sekolah dan
kampus elit lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Selain itu, nilai
akademis yang tinggi juga bisa digunakan untuk mendapatkan pekerjaan yang
bergaji tinggi di perusahaan yang mensyaratkan nilai akademis yang tinggi dalam
perekrutannya.
Dari pengamatan dan pengalaman
penulis, teman-teman yang dulu aktif di organisasi, formal maupun nonformal
(seperti geng sekolah atau komunitas tertentu…, hehe) cenderung lebih berhasil di
masyarakat ketimbang teman-teman yang hanya mengandalkan nilai akademis yang
tinggi. Kenapa ya bisa demikian? Tapi jelas, bahwa belajar kepemimpinan yang dimulai
dari sekolah itu sangat penting. Hal ini karena beberapa manfaat yang bisa
didapatkan, misalnya :
Pertama, siswa yang aktif
berorganisasi di sekolah/kampus memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan
terbina. Mereka lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan
memahami keadaan kondisi sosial masyarakat. Hal ini karena berorganisasi di
sekolah secara langsung mengajarkan siswa untuk hidup mandiri, membiasakan bekerja
sama, dan berinteraksi dengan berbagai macam orang dengan karakter dan watak
berbeda-beda.
Kedua, siswa yang aktif
berorganisasi di sekolah/kampus memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan
cepat dan efektif. Mereka yang aktif diorganisasi sekolah/kampus
sering melaksanakan kegiatan bersama-sama, semakin banyak kegiatan semakin
banyak masalah yang harus dipecahkan, sehingga banyaknya kegiatan di sekolah telah
mengasah kreatifitas mereka. Hal ini secara langsung meningkatkan kemampuan
anak-anak didik/siswa, khususnya mereka yang aktif berorganiasi, dalam mencari
solusi untuk setiap permasalahan (problem solving).
Ketiga, siswa yang aktif
berorganisasi di sekolah/kampus memiliki jaringan kerja (net working) yang
terjalin baik sejak di sekolah. Sehingga jaringan kerja ini bisa
dimanfaatkan setelah mereka terjun di dunia kemasyarakatan sesungguhnya. Net
work ini bila terus dibina dan diperbesar maka manfaat yang bisa diberikannya
juga semakin besar. Mulai dari mencari pekerjaan, melakukan kerja sama bisnis, pemenuhan
sumber daya proyek, hingga informasi perkembangan almamater sekolah yang
terbaru (up to date). Misalnya saja, karena penulis pernah aktif di organisasi Palang
Merah Remaja di (PMR) Kota Tangerang, maka link-link teman-teman yang juga
aktif di organisasi Palang Merah Remaja di (PMR), seangkatan, senior maupun
adik kelas masih terbina dengan baik. Bahkan ada yang membuat komunitas alumni sendiri
bagi beberapa organisasi di sekolah.

Ke-empat. siswa yang aktif
berorganisasi di sekolah/kampus memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik.
Wajar, namanya juga organisasi tempat berkumpulnya orang-orang, mau tidak mau
kita harus berkomunikasi. Seperti point pertama di atas, karena kita menghadapi
berbagai macam orang dengan karakter dan watak berbeda-beda. Maka kemampuan
komunikasi kita pun semakin meningkat. Secara langsung kita juga menjadi
pengamat, penilai dan konsultan bagi rekan-rekan kita seorganisasi waktu di
sekolah/kampus.
Kelima, siswa yang aktif
berorganisasi di sekolah/kampus memiliki pemahaman tentang dunia politik yang
lebih luas. Mereka yang mendalami keorganisasian di tingkat SMU, cenderung akan melanjutkannya karir organisasinya saat di kuliahan, bahkan di
masyarakat. Hal ini juga bisa didapat karena belajar berorganisasi di sekolah.
Khususnya
di tingkat SMU. Kegiatan berorganisasi di tingkat SMU selain untuk mengikuti
kegiatan dan mendapatkan kesibukan berorganisasi, juga berkaitan dengan gengsi, identitas kelompok dan nilai
pengakuan. Mau tidak mau banyak kepentingan yang terlibat di organiasi
di sekolah tingkat menengah atas ini. Dan hal ini jelas secara langsung telah
memberikan siswa pemahaman tentang aplikasi dan penerapan politik praktis mulai
dari sekolah. Memahami cara kerja politik sejak di sekolah sangat bermanfaat
untuk bekal di dunia organisasi kampus yang lebih ketat dan organisasi di
lingkungan kemasyarakatan serta partai politik yang lebih kompleks.
Demikianlah, semoga artikel ini bisa
menginspirasi dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian di mana pun Anda berada.
Salam Sukses Salam Pembelajar.
Comments
Post a Comment