MENULIS 500 KATA PER HARI

Image
MEMBIASAKAN DIRI MENULIS 500 KATA PER HARI Oleh : Peri Irawan* Bagaimana caranya membiasakan diri menulis 500 kata per hari? Menurut pribadi saya untuk melakukan itu, ya cukup hanya menyediakan waktu luang dan kemudian menulis langsung menulis saja. Menulis berbagai banyak hal, kata demi kata namun tetap berprinsip runut, enak dibaca sesuai kaidah penulisan dan tata bahasa yang benar. Menulis tentang pembahasan apapun tanpa batasan, tidak perlu mempermasalahkan teknis sedari awal, karena tujuan awal kita adalah mampu menulis 500 kata per hari. Saya pun demikian saat ini mulai membiasakan diri menulis 500 kata per hari, dan ternyata semua itu membutuhkan disiplin diri dan komitmen yang kuat. Dalam prosesnya perlu semangat, ide yang mengalir dan stamina yang cukup kuat. Berbagai gagasan yang akan dituangkan dalam tulisan dan perlu dikembangkan dalam bentuk kata demi kata agar menjadi sebuah kalimat yang tersusun rapi, sehingga menjadi rangkaian sebuah tulisan. Hal

Bagaimana Mereka yang SUKSES menanggapi kesalahan dan Kegagalan, apakah Anda memiliki pandangan yang sama???

Belajar Dari Kesalahan DAN Bangkit Dari Kegagalan*

Oleh : Peri Irawan**


Sebagian besar dari kita menyikapi kesalahan dan kegagalan adalah sebagai sesuatu yang buruk. Karena dua hal tadi biasanya kita akan mendapatkan cemoohan bahkan terkadang ditinggalkan oleh orang-orang yang kita anggap sangat dekat dengan kita. Kesalahan dan kegagalan menjadi sebagai sesuatu yang buruk telah dikenalkan kepada kita bahkan sejak kita duduk di sekolah dasar dan atau bahkan mungkin di dalam keluarga kita sendiri. Beberapa diantara kita pernah mengalaminya, dahulu saat di sekolah dasar, ketika kita membuat kesalahan kita dimarahi, ditertawakan oleh teman bahkan terkadang diacuhkan atau yang paling parah kita disetrap oleh guru yang mengajarkan.


Berbeda dengan kegagalan, terkadang karena kegagalan kita divonis sebagai orang yang tidak berguna, dicap sebagai orang yang tolol dan bodoh. Saya melihat hal ini masih tejadi di sebagian masyarakat dan sistem pendidikan kita (disegala level SD, SMP, SMA bahkan Perguruan Tinggi atau Akademi), seyogyanya kita perlu merubah kebiasaan tersebut, sudah bukan jamannya lagi metode-metode tersebut dipakai dalam menilai dan mengukur kemampuan seseorang serta menjadikannya bagian dari cara mendidik generasi-generasi penerus kita.

Para pembaca yang berbahagia dimana pun Anda berada. Paradigma atau cara memandang kita terhadap sebuah kesalahan dan kegagalan saat ini harus dirubah. Karena perlu dipahami oleh kita semua, bahwa saat ini pendidikan sudah menekankan kepada aspek kepribadian diri (yang meliputi kecerdasan emosional dan spiritual) selain kecerdasan/ intelegensia semata (IQ). Secara psikologis manusia berbeda-beda dalam menanggapi hal-hal yang terjadi kepada dirinya. Dalam hal menanggapi kesalahan dan kegagalan, ada mereka yang ketika dimarahi, dicemooh, direndahkan dan dikritik malah termotivasi untuk bangkit serta berusaha merubah keadaan menjadi lebih baik, tetapi orang-orang seperti mereka apabila dipuji justeru sebaliknya menanggapinya dengan biasa-biasa saja.

Dan sebaliknya ada mereka bisa menunjukan kemampuannya secara optimal saat hasil kerjanya dipuji dan diberikan penghargaan, tipe orang ini akan lebih termotivasi saat dipuji dan dihargai, sedangkan ketika mendapatkan kritikan, dimarahi, atau disalahkan dirinya akan merasa lemah, tertekan dan tidak berdaya sehingga dirinya mempercayai stigma negatif yang melekat dalam dirinya sebagai bagian dari kehidupannya. Para pendengar, oleh karena itu ketika kita hendak memberikan kritikan dan motivasi baik terhadap anak kita, bawahan maupun mitra dan rekan kita hendaknya kita perlu bijaksana dalam menilai karakter seseorang, apakah dia seseorang yang tertantang menerima kritikan atau tipe orang yang tidak toleran terhadap kritikan serta kesalahan, dan hanya bisa dimotivasi dengan penghargaan dan pujian?

Hindarilah oleh kita semua, kata-kata yang bisa menjadi belenggu mental seseorang, di saat seseorang tersebut melakukan kesalahan atau kegagalan. Kita harus melihat kesalahan sebagai bagian dari proses belajar dan memandang kegagalan sebagai bagian dari kesuksesan. Para pembaca yang budiman, alamiahnya segala kehidupan kita adalah merupakan proses belajar yang panjang. Seperti kurva ”anak burung” yang ketika hendak belajar terbang, maka anak burung tersebut akan memulainya dengan coba-coba (trial and error), kemudian dia terjatuh, mencoba kembali sehingga dirinya dapat terbang seperti induknya yang sudah terrbang gagah di langit yang luas. Kurva belajar ”anak burung” mirip dengan huruf ’U’ memulai pangkalnya di atas kemudian menukik ke bawah kemudian ke atas lagi untuk sampai di ujungnya. Itulah proses belajar kita yang paling tepat dan sangat alamiah.

Para pembaca yang budiman dimanapun Anda berada. Kita bisa mendapatkan pelajaran lebih banyak saat kita banyak melakukan kesalahan. Karena kita memang pada dasarnya harus belajar dari kesalahan terlebih dahulu, masih ingatkah Anda saat pertama kali belajar mengendarai sepeda motor atau belajar menaiki sepeda biasa, awal-awalnya Anda akan kesulitan, mungkin akan terjatuh, mungkin menabrak pagar, atau bahkan mungkin masuk selokan? Segala sesuatu dapat terjadi kepada kita saat kita menjalani proses belajar.

Para pembaca yang terhormat, biasanya siapa yang tidak pernah berbuat kesalahan maka dia juga tidak pernah belajar (bertindak), atau siapapun yang jarang berbuat kesalahan maka dirinya pun biasanya jarang belajar, tentunya kesalahan bukan untuk diulang-ulang, kesalahan akan bisa disebut sebagai kesalahan apabila kita belum memahami obyek yang kita pelajari tersebut. Apabila kita masih berbuat kesalahan di tempat yang sama, maka kita perlu menginstropeksi diri, mungkin ada yang kurang pas di dalam diri kita. Pandanglah kesalahan sebagai tantangan dalam belajar.

Begitupun kesuksesan. Ada kata-kata bijak yang sangat saya sukai yang bunyinya antara lain sebagai berikut ;

”Kesuksesan adalah rangkaian kegagalan demi kegagalan tanpa kehilangan semangat untuk meraih keberhasilan.”

Hanya mereka yang pernah mengalami kegagalan yang dapat menghargai dan mengetahui betapa hebatnya kesuksesan. Kita bisa merasakan manisnya sukses apabila kita pernah merasakan pahitnya kegagalan. Jadi sekali lagi, pandanglah saat ini bahwa kesalahan dan kegagalan adalah bagian daripada keberhasilan dan kesuksesan itu sendiri. Selama manusia masih berusaha meraih mimpi-mimpinya, meskipun sering terjatuh dan gagal apabila dia tetap berusaha bangkit dan tetap terus mencoba merealisasikan mimpi-mimpinya dia belum bisa dikatakan gagal, seseorang dapat dapat dikatakan gagal di mana saat orang tersebut menyerah dan enggan bangkit lagi dari kegagalannya.

Kesalahan dan kegagalan biasanya dimulai dari kelemahan diri. Oleh karena itu kita perlu menangani kelemahan diri kita dengan berbagai upaya, antara lain :

1. Memperkuat kemampuan diri di bidang yang paling kita lemah (contoh beladiri, sepak bola,
atau bidang lainnya).
2. Ciptakan sistem pendukung, gunakan banyak Sumber Daya yang ada di sekitar Kita
dan Talenta yang kita miliki.
3. Gunakan kekuatan lain untuk mengatasi kelemahan.
4. Temukan Mitra yang tepat.

Saat ini mereka yang sukses luar biasa dan terkenal adalah mereka-mereka yang dahulunya bukanlah siapa-siapa. Tahukah Anda bahwa pakar Manajemen Rhenald Kasali pernah gagal dalam akademis, dia pernah tidak naik kelas di kelas 5 sekolah dasar, sehingga kejadian tersebut merubah mentalnya dan menjadikannya orang yang hebat sebagai pakar Manajemen sekarang ini, Oprah Winfrey sejak kecil hidup di lingkungan yang serba sulit dan miskin, bahkan dirinya pernah mengalami pencabulan saat remaja oleh saudaranya sendiri, dan saat ini dirinya menjadi presenter terkaya di dunia dengan acara Oprah Winfrey Shownya serta maju bersama Perusahaan Harpo Production yang di bawah pimpinannya.

Thomas Alfa Edison pernah divonis oleh gurunya bahwa dia tidak pantas disekolahkan karena dia dianggap idiot dan aneh, bahkan kalau pun harus sekolah dia harus sekolahkan di Sekolah Luar Biasa (SLB) waktu itu, saat ini kita mengetahui bahwa Thomas Alfa Edison adalan penemu dan inovator terbesar sepanjang sejarah manusia, hingga banyak penemuannya yang dipatenkan atas namanya, dan kisah orang-orang yang sukses lainnya, yang besar dan dikenang sepanjang masa karena mereka telah belajar dari kesalahan dan kegagalan yang pernah mereka hadapi. Sebagian besar dari mereka bahkan bersyukur pernah mengalami kesalahan dan kegagalan tersebut dalam kehidupan mereka.

Demikianlah para pembaca yang saya cintai dimanapun Anda berada, marilah kita rubah paradigma kita atau cara memandang kita terhadap kesalahan dan kegagalan yang negatif menjadi sebuah pengalaman positif. Hadapilah setiap kesalahan dan kegagalan dengan kebesaran jiwa, ambillah pelajaran tebaik darinya, agar kita lebih bijak dalam menyikapi kehidupan serta menjadikan hidup kita ke arah yang lebih baik, Terima kasih kepada para pendengar yang masih tetap setia di setiap tulisan pengembangan diri kali ini, semoga pembahasan kita pada kali ini bisa memberikan Anda para pembaca, manfaat, pencerahan dan inspirasi serta wawasan baru, sehingga Anda dapat bijaksana dalam menanggapi kesalahan dan kegagalan yang telah Anda buat dan yang akan Anda alami lagi selanjutnya, karena sekali lagi, hidup kita sejatinya adalah proses belajar, dimana kesalahan serta kegagalan adalah bagian dari belajar dan kesuksesan itu sendiri.

Demikianlah, semoga artikel ini bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian di mana pun Anda berada. Salam Sukses Salam Pembelajar. 

*) Bahan/wacana ini disampaikan dalam acara pengembangan diri pada hari Senin tanggal
22 Maret 2010 jam 20.00 s/d 21.00 WIB di radio RJFM 101,2 MHz.
**) Penulis adalah pengasuh web blog visionerpd.blogspot.com dan pembicara utama dalam
acara pengembangan diri di radio RJFM 101,2 MHz.

Comments

Popular posts from this blog

CIRI KHAS PRIBADI UNGGUL

MUTIARA DI DALAM LUMPUR