MENULIS 500 KATA PER HARI

Image
MEMBIASAKAN DIRI MENULIS 500 KATA PER HARI Oleh : Peri Irawan* Bagaimana caranya membiasakan diri menulis 500 kata per hari? Menurut pribadi saya untuk melakukan itu, ya cukup hanya menyediakan waktu luang dan kemudian menulis langsung menulis saja. Menulis berbagai banyak hal, kata demi kata namun tetap berprinsip runut, enak dibaca sesuai kaidah penulisan dan tata bahasa yang benar. Menulis tentang pembahasan apapun tanpa batasan, tidak perlu mempermasalahkan teknis sedari awal, karena tujuan awal kita adalah mampu menulis 500 kata per hari. Saya pun demikian saat ini mulai membiasakan diri menulis 500 kata per hari, dan ternyata semua itu membutuhkan disiplin diri dan komitmen yang kuat. Dalam prosesnya perlu semangat, ide yang mengalir dan stamina yang cukup kuat. Berbagai gagasan yang akan dituangkan dalam tulisan dan perlu dikembangkan dalam bentuk kata demi kata agar menjadi sebuah kalimat yang tersusun rapi, sehingga menjadi rangkaian sebuah tulisan. Hal

Tentang Kemampuan Menghimpun Kekayaan

MEMILIKI KEMAMPUAN MENGHIMPUN KEKAYAAN MATERIIL
Oleh : Peri Irawan/Irawan Santoso

1. Investasi yang menguntungkan.

Investasi ibarat kita menanam setangkai pohon yang kita harapkan buahnya di masa yang akan datang, pertama, kita mencari tahu pohon apa yang akan kita tanam (akan berinvestasi apa kita) buahnya apa (hasil Investasinya untuk tujuan apa?) dan bagimana cara merawatnya (cari informasi bagaimana memulainya, melakukannya dan menggunakan hasilnya). Kedua kita mulai membeli bibit pohon (memilih Investasi yang tepat) yang kita harapkan hasilnya nanti. Ketiga kita mulai merawat, memupuk, menyiram, memberi sinar matahari yang cukup dan tetap mencari wawasan mengenai pohon tersebut (terus mencari informasi tentang Investasi tersebut). Keempat pohon yang kita tanam akan memulai fase-fase sesuai yang kita harapkan, pohon segar, subur berkembang, berbunga, berbuah, masak dan panen.

Investasi idealnya, tujuan akhirnya adalah keuntungan, misalnya kita mendepositokan uang sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dengan bagi hasil per tahun sebesar 7 % maka setiap tahun kita mendapatkan Pasif Income sebesar Rp 700.000,- (tujuh ratus ribu rupiah). Ada keuntungan terus bergulir tiap tahunnya. Bukan hanya deposito, masih banyak Instrumen Investasi lain, misal : Bisnis = Residual Bisnis, Saham = Capital Gain dan Deviden, Reksa Dana = Dividen/tergantung jenisnya, Obligasi = Bunga Obligasi, Real Estat = Capital Gain dan Uang Sewa. Yang jelas Investasi yang baik adalah yang pasti menghasilkan profit/untung, apabila mengalami kerugian maka Investasi tersebut adalah Investasi belajar.

2. Jangan Kehilangan Investasi Pokok.

Sebelumnya telah kita bahas bahwa Investasi unjung akhirnya adalah utntuk menghasilkan keuntungan, maka jika Investasi kita ingin tetap lestari maka kita harus berprinsip “Jangan kehilangan Investasi Pokok.” Apabila kita memiliki Investasi maka alangkah baiknya kita mempertahankan nilai Investasi pokok kita, sehingga investasi kita aman dan dapat berkelanjutan. Disinilah konsep dana abadi diaplikasikan, dengan demikian investasi kita diharapkan dapat terus memberikan pemasukan tetap yang teratur. Sistemnya dapat juga bagi hasil atau kesepakatan tertentu yang pastinya win-win solution. Perlu bagi kita sebelum berinvestasi agar memahami konsep bagaimana dana abadi ditetapkan baik bagi pribadi maupun organisasi. Hal ini guna memenuhi bagian sumber daya dana sehingga baik pribadi maupun organisasi tersantuni. Intinya nilai pokok Investasi kita jangan sampai digunakan biarkan mengendap dan menghasilkan pasif income terus menerus.

3. Kekalahan adalah bagian dari kemenangan.

Benar, kekalahan adalah bagian dari kemenangan, bahkan kemenangan lebih nikmat dan bermakna apabila ditempuh dengan sedikit kegagalan. Perlu kita hayati bahwa kegagalan harus menjadi bagian dari konsekuensi setiap usaha kita, bahwa setiap usaha yang kita lakukan ada resiko kegagalan yang menyertainya. Robert T. Kiyosaki berkata “Gagal adalah bagian daripada kemenangan,” kita perlu bersikap bijak dalam menghadapi setiap situasi yang terus berubah dan mengandung resiko kegagalan. Sikap kita dalam menghadapi dan memanaje kegagalan lebih penting dibanding dengan masalah itu sendiri. Demikian pun dalam hal berinvestasi, awalnya kita harus banyak belajar, menghadapi resiko dan mengalami sedikit kerugian, tapi hal tersebut menjadikan kita lebih waspada dan tanggap dalam menghadapi investasi yang beresiko yang dapat menuai kerugian. Kita belajar dengan baik apabila kita melalui kesalahan, yang terbaik adalah selalu belajar dan mempertajam naluri untuk memecahkan masalah dan memanaje resiko, sehingga resiko dapat dikendalikan yang bahkan dapat memberikan keuntungan. Beranilah mengahadapi kekalahan, karena kekalahan merupakan bagian dari kemenangan.

4. Kecerdasan Finansial sebagai pondasi dasar.

Kita perlu cerdas finansial sebelum berinvestasi, kita dapat belajar mengenai kecerdasan finansial dengan belajar dasar-dasar akuntansi, mempelajari kosakata finansial, belajar mengevaluasi resiko dan imbal hasil, banyak membaca jurnal keuangan dan ekonomi, berdiskusi dan lain sebagainya yang dapat mencerdaskan dan menambah wawasan kita seputar kecerdasan finansial. Robert T. Kiyosaki berkata “Siapa yang lebih pintar, kamu atau uang mu?” kita jangan sampai terbudak oleh uang, kita harus pandai mengelola uang, dan dasar daripada mengelola uang dengan baik adalah dengan menambah wawasan kita mengenai dunia keuangan. Milikilah Laporan Keuangan Pribadi untuk selalu kita evaluasi sampai dimana kinerja keuangan kita secara pribadi, saya sarankan apabila Anda ingin belajar tentang Kecerdasan Finansial silahkan Anda baca buku-buku karya seri karangan Robert T. Kiyosaki, banyak hal yang dapat kita pelajari di buku-buku tersebut.

5. Pelajari setiap Instrumen Investasi.

Lain ladang lain ilalang, begitu kata peribahasa, Instrumen Investasi yang berbeda memberikan return yang berbeda pula, saham akan memberi untung berupa Capital Gain dan Dividen, Tabungan dan Deposito memberikan hasil bunga, Real Estat berupa Capital Gain dan Uang Sewa, Reksa Dana memberikan Dividen, Keuntungan Pajak, bahkan Capital Gain, Bisnis berupa Residual Bisnis, dan lain sebagainya yang tentunya tiap Instrumen Investasi memberikan hasil yang jelas sangat berbeda. Bagi kita jalan yang terbaik untuk berinvestasi adalah mula-mulanya adalah berinvestasi dalam waktu untuk belajar berinvestasi, mempelajari resiko, kebijakan berinvestasi, dan hal ihwal mengenai Investasi dan setiap instrumennya. Cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai investasi, karena banyaknya informasi memberikan kita banyak input untuk mengambil keputusan yang terbaik, bijak dan menguntungkan.

Comments

Popular posts from this blog

CIRI KHAS PRIBADI UNGGUL

MUTIARA DI DALAM LUMPUR