PERILAKU HIDUP MANDIRI

PERILAKU HIDUP MANDIRI

Oleh : Peri Irawan*

Mandiri berarti mampu menjalani kehidupan dengan kemampuan diri sendiri, kemampuan untuk melakukan sesuatu seorang diri tanpa banyak melibatkan bantuan orang lain. Setiap kita yang merasa dirinya ingin sukses maka kita memerlukan sikap mandiri, karena kemandirian adalah sikap yang mutlak diperlukan sebagai prasyarat utama untuk meraih berbagai keberhasilan dalam kehidupan ini. Sebagai suatu sikap positif, kita semua perlu memiliki sifat mandiri. 

Para pembaca yang budiman yang saya hormati, tidak melulu harus bergantung kepada bantuan orang lain yang biasanya ada kompromi di dalamnya (ada tawar menawar) yang membuat kita justeru terkadang menjadi kesulitan sendiri dengan bantuan pihak lain tersebut. Kita semua sebagai makhluk sosial memang dituntut untuk hidup saling menolong, dan kita tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, tetapi hal tersebut bukanlah alasan bagi kita untuk tidak hidup dengan kemandirian. Karena kemandirian adalah bentuk pemberdayaan diri optimal untuk bisa menghasilkan karya-karya yang bermanfaat untuk kehidupan kita tentunya.

Lalu mengapa banyak orang yang hidup kurang mandiri? Hidup dengan mental pengemis, meminta-minta belas kasihan kepada orang lain atau bahkan lebih parah lagi harus menggadaikan kehormatan dirinya untuk mencapai dan mendapatkan sesuatu yang menjadi tujuannya. Semua diraihnya tanpa kehormatan dan tanpa kemandirian. Jawabannya adalah sikap mental kita yang lemah sehingga kita tidak mampu hidup mandiri. Bentuk ketidakmampuan diri/kekurang mandirian saat ini banyak menjangkiti sikap mental masyarakat kita. Ambil contoh, budaya mencontek dikalangan pelajar dan mahasiswa saat ujian, ketergantungan terhadap sesuatu yang negatif (miras, narkoba, free sex) dan lain sebagainya serta kurangnya keterampilan yang menyebabkan kita tidak bisa menjadi lebih mandiri. Di negeri ini banyak pengangguran terdidik yang notabene adalah lulusan S1 yang seharusnya berani mandiri untuk menciptakan lapangan kerja sendiri.

Para pembaca yang budiman yang berbahagia, tadi telah dinyatakan bahwa jawabannya adalah sikap mental kita yang lemah sehingga kita tidak mandiri. Kita perlu kembali memprogram ulang mental agar kita bisa mengoptimalkan sikap kita dalam kemandirian. Layaknya sebuah komputer, agar bisa mengerjakan sebuah program komputer tersebut harus mengalami penginstalan ulang, maka demikian pun dengan kita, mental kita perlu menginstal beberapa ‘software’ agar kita lebih mandiri, beberapa ‘software” tersebuat diantaranya :

Pertama. Sense of Control ; sebuah kesadaran kontrol diri atau sebuah keyakinan bahwa setiap orang menentukan dan mengendalikan sendiri kehidupannya, bukan pemerintah, kejadian-kejadian atau hal lain yang terjadi di luar kemampuannya. Dengan sense of control inilah seseorang berani berdikari untuk memulai sebuah usaha penuh kemandirian agar bisa mencukupi kehidupannya. Bagi mereka yang memiliki kesadaran kontrol diri tersebut maka biasanya mereka bisa lebih optimis dan menaruh harapan dalam kehidupan, kehidupannya dapat diperkirakan... iya benar, kehidupan dapat diperkirakan. Adanya rasa optimisme dan harapan memberikan seseorang kemandirian.

Kedua. Keinginan berprestasi dan kendali atas sesuatu (penguasaan) kemampuan dan keterampilan. Adalah merupakan pilar agar setiap orang untuk terus belajar, sehingga bisa menambah ilmu pengetahuan yang dimilikinya serta mengasah keterampilan yang ada maupun yang terbaru untuk pemenuhan kehidupannya. Setiap manusia memerlukan banyak pengetahuan untuk berprestasi dan juga diperlukan banyak keterampilan untuk memudahkan interaksi sosial diantara sesamanya. Ketika keduanya kita miliki maka akan semakin memudahkan kita untuk hidup dengan penuh kemandirian.

Ketiga. Self of Esteem ; penilaian atas diri sendiri atau mengenai sebuah harga diri adalah landasan seseorang untuk memiliki keyakinan. Para pembaca yang budiman di manapun Anda berada, kita semua, apabila memiliki keyakinan diri serta merasa berkemampuan dan bernilai, maka kita bisa disebut seseorang yang bermental positif. Sedangkan sebaliknya seseorang yang merasa tidak bernilai, tidak merasa memiliki kemampuan dan kurang yakin dengan dirinya sendiri maka seseorang tersebut adalah mereka yang sering disebut orang yang bermental negatif. Rasa negatif membawa kelesuan, kemalasan dan minimnya prestasi. Sehingga self of esteem kita yang rendah akan semakin mereduksi/mengurangi kemandirian dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, jagalah harga diri kita agar tetap berada pada posisi puncak yang tertinggi, tanpa harus menjadi arogan atau berbangga diri. Karena konsep harga diri yang tinggi adalah menyakini diri bahwa diri kita adalah manusia-manusia bermental positif yang mampu melakukan sesuatunya dengan lebih baik dengan kekuatan dan kemampuan yang ada di dalam diri.

Para pembaca yang budiman di manapun Anda berada. Kita perlu kemandirian untuk menopang kehidupan yang lebih bermakna serta kepuasan dalam meraih setiap tujuan hidup. Karena seseorang yang hidup mandiri dapat diandalkan, mereka yang mandiri senantiasa diperhatikan, karena setiap kita mengetahui siapa berbuat apa. Marilah kita senantiasa berorientasi kepada pemenuhan hasil dan kinerja terbaik. Dengan kemandirian tentunya. Serta memupuk keberanian untuk berdikari secara maksimal, menghasilkan karya-karya terbaik yang bermanfaat bagi pribadi, keluarga, masyarakat serta lingkungan sekitar kita.

Demikianlah, Salam Sukses Salam Pembelajar.

*)    Penulis  adalah pengasuh web blog visionerpd.blogspot.com