Rhesus Memakan Korban Lima
Orang di Aceh
(diarsip oleh : Hendro Eko Prasetyo)
Banda Aceh - Kasus Rhesus tidak bisa lagi dianggap enteng ataupun
remeh terjadi di Aceh. Butuh penanganan yang lebih cepat untuk
mengantisipasi jatuhnya banyak korban dikemudian hari. Ditambah lagi
banyaknya masyarakat tidak mengetahui menyangkut dengan Rhesusnya
masing-masing. Hal ini akan berakibat fatal terhadap keselamatan
jiwanya, khususnya pada wanita saat melahirkan.
Pasalnya, kurun waktu antara Agustus sampai dengan September 2012,
di Aceh telah jatuh korban meninggal dunia sebanyak 5 orang akibat dari
Rhesus Min (Rh-). Ini juga merupakan angka yang fastastis terjadi di
Aceh saat ini. Bila ini terus dibiarkan tanpa ada yang melakukan
sosialisasi menyangkut dengan Rh- itu, besar kemungkinan dimasa yang
akan datang terus bertambah.
Menurut penjelasan dari dr.Natalina Christanto yang merupakan
Fasilitator Kesehatan di IMPACT dan juga Konsultan Penyakit Malaria di
Lembaga Mae Fah Luang Foundation, kasus meninggalnya pasen Rh- akibat
dari minimnya kesadaran dari masyarakat memerikasa darahnya pada dokter.
Akibatnya, saat melahirkan bagi yang memiliki Rh-, bila terjadi
pendarahan dan membutuhkan transfusi darah. Maka untuk mencari darah
yang cocok atau sesuai dengan Rh- sangat langka. Sehingga pasen
kekurangan darah, tentunya bila di dalam tubuh manusia terjadi
kekurangan darah, semua organ tubuh akan membeku, fungsi jantung akan
terganggu demikian juga dengan ginjal.
Dengan terjadi keterlambatan mendapatkan darah Rh- tersebut. Ini
menyebabkan kegagalan fungsi berbagai organ. Sehingga akan memperberat
penyakitnya dan sekaligus terjadi kegagalan berbagai organ tubuh
manusia.
"Ada seorang Ibu yang meninggal karena pendarahan setelah
melahirkan, kalau cepat ditangani dengan segera dilakukan transfusi
darah, ini tidak akan terjadi. Namun yang terjadi, darah ibu tersebut
Rh-, sangat langka ketersediaannya, maka ibu tersebut meninggal,"ungkap
dr.Natalina Christanto pada The Globe Journal.
Oleh karenanya, akan lebih baik bagi yang ingin melangsungkan
pernikahan untuk terlebih dahulu mengenal Rh masing-masing. Dengan
demikian, jelas Natalina, saat terjadi kehamilan bisa diantisipasi sejak
dini. Karena menyangkut Rh- ini bisa diantisipasi agar terhindar dari
sesuatu yang berakibat fatal terhadap nyawa wanita yang melahirkan.
Karena bila sudah diketahui sejak dini bahwa wanita tersebut Rh-, maka
saat hamil nanti perlu waspada dan harus dilakukan pemeriksaan rutin
pada dokter kandungan.
Ia mencontohkan bila saat kehamilan pertama dan diketahui bayi memiliki Rh+, maka ibu harus disuntik Imonoglobulin anti RhD.
Kemudian, saat bersalin siapkan jauh hari darah Rh- untuk antisipasi
kemungkinan terburuk, misalkan terjadi pendarahan setelah melahirkan.
"Kemudian wanita tersebut bisa hamil lagi dikemudian hari dengan resiko-resiko sudah dapat diminimalisir,"ketusnya.
Jadi, kembali Natalina jelaskan, andai saja kita tidak mengenal Rh
sejak awal. Maka kemungkinan yang terjadi pada wanita Rh- kemudian
adalah resiko keguguran berulang kali atau bahkan bisa terjadi kematian
bayi dalam kandungan. Oleh karenanya disarankan untuk disuntik
sebagaimana dijelaskan diatas agar terbentuk antibodi anti Rh- untuk
mencegah yang terburuk.
Kemudian resiko lainnya, bayi akan lahir kuning, bilirubin bisa jadi
sangat tinggi, akibat dari penghancuran anti Rh darah bayi oleh anti
bodi anti Rh dari darah ibu. Tentunya cara penanganannya dengan
menggantikan semua darah bayi untuk menyelamatkan nyawanya (Exchange Transfusi).
"Bila semua ini tidak diantisipasi sejak dini,nyawa Ibu melahirkan
dan juga bayi yang dikandung menjadi taruhan,"kata Natalina.
Oleh karenanya, harapan dari Natalina yang konsen mengkampanyekan
dan melakukan sosialisasi menyangkut Rhesus dan penyakit malaria. Untuk
memeriksa secara dini ke Laboratorium atau segera datangi Puskesmas
terdekat untuk memeriksanya. Apa lagi di Aceh sudah ada Jaminan
Kesehatan Aceh (JKA), tentunya melakukan pemeriksaan tidak dipungut
biaya.
Bagi yang ingin menikah jelas Natalina, alangkah baiknya melakukan
konseling pranikah apabila pasangannya mempunyai Rh-. Kemudian, dengan
demikian dimasa yang akan datang segala sesuatu bisa diminimalisir
segala macam resiko terburuk.
Selama ini dari pengalaman Natalina yang hidupnya melalangbuana
dalam dunia kesehatan. Ada banyak kisah yang sangat mengharukan terjadi
ditengah-tengah masyarakat akibat dari minimnya pengetahuan tentang Rh-
tersebut. Kisah yang sangat menyedihkan adalah ketika seorang wanita
Rh-, kemudian terpaksa harus rela divonis tidak bisa hamil kembali
karena Rhesusnya.
Masih menurut penjelasan dari Natalina, Rhesus merupakan sistem
penggolongan darah. Sama seperti misalnya golongan A, B, AB dan O.
Sedangkan Rhesus itu ada dua macam, yaitu Positif dan Negatif. Bila
ingin mengetahui apakah Rhesus negative atau Positif, maka segera
berkonsultasi pada dokter.
Comments
Post a Comment